Kamis, 04 Maret 2010

Inilah Ilmuwan Pertama Bergelar Profesor Akademi di Indonesia!

Inilah Ilmuwan Pertama Bergelar Profesor Akademi di Indonesia!
Kamis, 4 Maret 2010 | 16:27 WIB
UI
Akademi Profesor yang diraih Yunita merupakan gelar yang diberikan kepada ilmuwan dari perguruan tinggi terkemuka di Indonesia dan secara bergantian (rotating professorship) akan diberikan kepada kalangan akademisi lainnya.
DEPOK, KOMPAS.com — Yunita Triwardani Winarto, inilah ilmuwan pertama di Indonesia yang mendapat gelar Akademi Profesor dari Akademi Professorship Indonesia (API) dan The Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences (KNAW). Prosesi pengukuhan dilakukan oleh Direktur Akademi Profesor Indonesia Prof Sangkot Marzuki MD, PhD, DSc dan Dr Roger Tol Direktur Royal Netherlands Institute.
Akademi Profesor merupakan gelar yang diberikan kepada ilmuwan dari perguruan tinggi terkemuka di Indonesia dan secara bergantian (rotating professorship) akan diberikan kepada kalangan akademisi di Indonesia. Kepada Yunita atau lengkapnya Prof Dra MA Yunita Triwardani Winarto, MS, MSc, PhD, gelar itu dikukuhkan pada Kamis (4/3/2010) siang tadi setelah menyampaikan orasi ilmiahnya berjudul "Iklim dan Budaya: Perubahan, Pelajaran, dan Tantangan" di Gedung Rektorat UI, Depok.
Kepala Kantor Komunikasi dan Humas Universitas Indonesia Vishnu Juwono mengatakan, terpilihnya Yunita menjadi Akademi Profesor pertama di Indonesia itu melalui mekanisme seleksi yang ketat. Menurutnya, proses penilaian diambil berdasarkan penelitian ilmiah yang telah dilakukan Yunita dengan mempertimbangkan implikasi penelitian tersebut bagi kemaslahatan masyarakat luas.
"Seleksinya dilakukan langsung oleh kalangan akademisi dari Belanda, Singapura, dan Australia," ujar Visnu kepada Kompas.com di Jakarta, Kamis (4/3/2010).
Dalam orasi ilmiahnya, ilmuwan dari bidang Ilmu Sosial dan Humaniora UI itu mengatakan, perubahan iklim bukan saja fenomena alam yang sulit diamati, melainkan juga sulit diduga dan tidak dapat secara tepat diantisipasi sebelumnya.
Oleh karena itu, kata Yunita, diperlukan upaya-upaya khusus untuk melakukan interpretasi ulang atas fenomena alam itu serta memperkaya wawasan dan pengetahuan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar